HIV/AIDS BAGIAN DARI UJIAN KEHIDUPAN

Salah satu permasalahan dunia yang belum menemukan titik temu adalah semakin banyaknya kasus HIV/AIDS yang telah menyebar hampir di semua negara di dunia termasuk Indonesia. Walaupun para ahli kedokteran telah meneliti bertahun-tahun, namun hingga saat ini belum ditemukan obat yang dapat mematikan virus HIV dan belum ditemukan pula vaksin untuk mencegah virus tersebut. 

Karenanya, momentum “HAS (Hari AIDS Se-Dunia)” yang diperingati setiap tanggal 01 Desember sejatinya menjadi bahan muhasabah agar kita menjadi lebih mawas diri dan waspada akan bahaya HIV/AIDS ini. Tak dapat dipungkiri bahwa munculnya HIV/AIDS ini akibat perubahan perilaku, budaya, dan gaya hidup yang menyimpang dari norma-norma agama, terlebih di era teknologi digital saat ini yang semakin pesat. Sejarah mengungkapkan bahwa kasus HIV pertama ditemukan di Kinshasha Kongo tahun 1959 yang menimpa seorang remaja penjaja sex pria di Missouri Amerika yang meninggal dunia setahun kemudian di tahun 1969.

Kasus HIV pertama di Indonesia ditetapkan pemerintah pada tahun 1987 yang menimpa seorang turis asal Belanda berinisial EGH, seorang lelaki gay yang meninggal di RS Sanglah Bali. Dengan ditemukannya kasus ini, Indonesia menjadi negara ke-13 di Asia yang melaporkan kasus HIV/AIDS.

Kasus HIV/AIDS ibarat gunung es yang hanya terlihat di atasnya saja, namun di bawahnya masih ada bongkahan yang lebih besar. Artinya kasus HIV/AIDS bisa lebih besar jumlahnya dari kasus yang telah ditemukan hingga saat ini. Berdasarkan laporan Ditjen P2P Kemenkes RI tanggal 25 Mei 2021, dilaporkan bahwa kasus kumulatif HIV/AIDS di Indonesia, sejak ditemukan kasus pertama tahun 1987 hingga 30 Juni 2019 sebanyak 558.618 kasus, yang terdiri dari kasus HIV sejumlah 427.201 dan 131.417 kasus AIDS.

Dalam perkembangannya, tidak semua yang terpapar virus HIV/AIDS ini adalah mereka yang berperilaku menyimpang dan melanggar norma-norma agama. Faktanya, banyak di antara mereka yang patuh pada norma-norma agama pun bisa tertular. Banyak anak-anak yang tak berdosa terkena paparan virus HIV. Data dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah melaporkan bahwa kasus AIDS pada anak usia 0 – 4 tahun sejumlah 48 kasus, usia 5 – 9 tahun sejumlah 28 kasus, usia 10 – 14 tahun sejumlah 7 kasus dan usia 15 – 19 tahun sejumlah 34 kasus. Sehingga jumlah keseluruhan usia anak yang terpapar HIV sejumlah 117 kasus. Banyak pula  ibu rumah tangga yang terpapar virus HIV karena tertular dari suami yang berperilaku seksual menyimpang. Oleh karena itu siapapun baik dari kalangan anak, remaja dan dewasa, laki-laki ataupun perempuan rentan tertular virus HIV.

Melihat data dan fakta tersebut, maka munculnya kasus HIV/AIDS bukan semata hukuman atau adzab Tuhan bagi mereka yang berperilaku menyimpang dan melanggar norma-norma agama sebagaimana yang difahami kebanyakan masyarakat, sehingga muncul stigma negatif terhadap ODHA (Orang Dengan HIV AIDS).  Namun munculnya HIV/AIDS ini merupakan bagian dari fitnatul-hayat (ujian kehidupan) bagi manusia. Karena dalam salah satu ayat-Nya Allah SWT telah memperingatkan bahwa fitnah itu tidak hanya menimpa orang-orang dzalim yang berani melanggar aturan-Nya, namun bisa juga menimpa orang-orang yang taat kepada-Nya.

Firman Allah dalam surat Al-Anfal [8] ayat 25, 

وَاتَّقُوا فِتْنَةً لَا تُصِيبَنَّ الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنْكُمْ خَاصَّةً ۖ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ

“Dan waspadalah dirimu terhadap suatu fitnah yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya”.

 

Berdasarkan ayat tersebut, Islam telah memberikan tuntunan untuk menjalani pola hidup bersih dan sehat baik secara jasmani ataupun rohani dengan menjauhkan diri dari segala penyakit dan perbuatan yang akan mendatangkan kemadaratan (kerusakan) bagi diri dan orang lain, seperti perbuatan zina (seks bebas) yang jelas diharamkan dalam Islam sebagaimana firman Allah SWT surat Al-Isro/17 ayat 32,

وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا ۖ إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا

Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk. (Q.S. Al-Isro/17 : 32)

Menyadari betapa besar bahaya HIV/AIDS ini, maka menjadi sebuah keniscayaan bagi semua pihak untuk bergerak bersama mengerahkan segala potensi yang ada berikhtiar semaksimal mungkin dalam menanggulangi penyebaran HIV/AIDS sebagai salah satu bentuk amal shaleh dan ibadah kepada Allah SWT.

(Purbalingga, 07 Desember 2023 M / 23 Jumadil Ula 1445 H)


 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MEMAHAMI KEMERDEKAAN SEBAGAI RAHMAT ALLAH SWT

Hidupkan 'Ruh' Ramadhan Demi Meraih Cinta-Nya

Mutiara Romadhon